Makna Sejarah
-peristiwa masa lampau
-kisah tengan masa lampau
-disiplin ilmu yang memiliki metodologi khusus
Periodisasi sejarah Islam
-klasik (610-1258)
-Pertengahan (1258-1800) Mongol Ilkhan; Turki Usmani; Safawiyah Iran; Mughal India
-modern (1800-sekarang)
Sifat sejarah:
-diakronis – perkembangan dari satu period eke periode berikutnya – memanjang dalam waktu longitudinal
Sinkronis – aspek tematik dalam sejarah sistemik
Dimensi sejarah:
-temporal (waktu)
-spatial (ruang)
Pendekatan dalam studi sejarah Islam
-pendekatan periodik klasik; pertengahan; modern
-pendekatan tematik sejarah politik Islam (dinsti-dinasti, kerajaan, dinamika dan jatuh bangkitnya dinasti atau kekuasaan politik); sejarah sosial Islam (gerakan-gerakan Islam); sejarah intelektual Islam (filsafat, kalam, hukum, pemikiran keagamaan); sejarah kelembagaan Islam (tarekat, madrasah, organisasi keagamaan); biografi (riwayat hidup figur-figur muslim)
-pendekatan kawasan Timur Tengah; Asia Tengah; Asia Selatan; Asia Tenggara, dst.
Marshall Hodgson, The Venture of Islam 1-3
Ira Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam
Philiph K. Hitti, A History of the Arabs
Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam
Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII
Metode studi sejarah
-heuristik (pengumpulan sumber)
---sifat sumber: primer; sekunder
---jenis sumber: tertulis; tidak tertulis; artefak
-kritik sumber otentisitas dan kredibilitas
-penafsiran (interpretasi) analitis dan kritis, dengan menggunakan teori dari ilmu sosial (sosiologi, antropologi, politik, dll.) v.s. naratif-kronologis.
-historiografi (penulisan)
Subjek (apa, siapa)
Waktu (kapan)
Tempat (di mana)
Bagaimana
Mengapa
Pengertian metodologi studi islam
Suatu model kajian yang menggunakan teori tertentu dan kerangka kerja tertentu sebagai pedoman tentang bagaimana studi tentang Islam atau ilmu-ilmu keislaman dilaksanakan dalam konteks paradigma tertentu.
Metodologi menerjemahkan prinsip-prinsip paradigma ke dalam model kajian, riset atau penelitian, dan menunjukkan bagaimana Islam sebagai doktrin atau sebagai peradaban (ilmu-ilmu keislaman) didekati atau dikaji.
perspektif
Sudut pandang yang membentuk pemahaman dan penafsiran di bawah aspek determinasi ruang dan waktu; apa yang kita lihat dan kita ketahui dibentuk/ditentukan oleh sejarah, geografi, budaya dan kondisi fisik/alam; yaitu oleh faktor-faktor dan kekuatan-kekuatan yang bersama-sama membentuk suatu pandangan tertentu.
Paradigma à dua paradigma besar
Positivistik à melihat realitas sebagai sesuatu yang terlepas dari atau berada di luar kesadaran manusia à obyektif
Post positivistik à interpretive à melihat realitas dalam pikiran manusia, dialami secara internal, menurut definisi yang diberikan oleh individu; dikonstruksi melalui interaksi à subyektif
à critical (kritis) à obyektif-suyektif
Paradigma à sebanyak pendekatan atau teori yang ad
Fenomenologi
Marxisme
Feminisme
Hermeneutika
Sosio-linguistik
dan lain-lain
Makna Sejarah
-peristiwa masa lampau
-kisah tengan masa lampau
-disiplin ilmu yang memiliki metodologi khusus
Periodisasi sejarah Islam
-klasik (610-1258)
-Pertengahan (1258-1800) Mongol Ilkhan; Turki Usmani; Safawiyah Iran; Mughal India
-modern (1800-sekarang)
Sifat sejarah:
-diakronis – perkembangan dari satu period eke periode berikutnya – memanjang dalam waktu longitudinal
Sinkronis – aspek tematik dalam sejarah sistemik
Dimensi sejarah:
-temporal (waktu)
-spatial (ruang)
Pendekatan dalam studi sejarah Islam
-pendekatan periodik klasik; pertengahan; modern
-pendekatan tematik sejarah politik Islam (dinsti-dinasti, kerajaan, dinamika dan jatuh bangkitnya dinasti atau kekuasaan politik); sejarah sosial Islam (gerakan-gerakan Islam); sejarah intelektual Islam (filsafat, kalam, hukum, pemikiran keagamaan); sejarah kelembagaan Islam (tarekat, madrasah, organisasi keagamaan); biografi (riwayat hidup figur-figur muslim)
-pendekatan kawasan Timur Tengah; Asia Tengah; Asia Selatan; Asia Tenggara, dst.
Marshall Hodgson, The Venture of Islam 1-3
Ira Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam
Philiph K. Hitti, A History of the Arabs
Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam
Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII
’Metode studi sejarah
-heuristik (pengumpulan sumber)
---sifat sumber: primer; sekunder
---jenis sumber: tertulis; tidak tertulis; artefak
-kritik sumber otentisitas dan kredibilitas
-penafsiran (interpretasi) analitis dan kritis, dengan menggunakan teori dari ilmu sosial (sosiologi, antropologi, politik, dll.) v.s. naratif-kronologis.
-historiografi (penulisan)
Subjek (apa, siapa)
Waktu (kapan)
Tempat (di mana)
Bagaimana
Mengapa
Tujuan Pembelajaran
Memahami bagaimana al-Qur’an dipelajari dan ditafsirkan oleh penafsir atau pengkaji al-Qur’an
Memahami bagaimana studi tentang tafsir al-Qur’an dilakukan
Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril
Kalâm Allah; verbally revealed.
Diturunkan secara bertahap, selama periode Mekah dan Madinah (k.l. 22 tahun)
Kitab Suci; mencakup ajaran tentang keimanan, ibadah, mu’amalah dan kisah sejarah.
Disampaikan oleh Nabi kepada para sahabat
Dihafalkan dan dibacakan dalam shalat
Dituliskan di atas daun, tulang, dan medium yang ada
Hafalan dan tulisan dikumpulkan pada masa Abu Bakr, lalu disusun pada masa khalifah Utsmân ibn ‘Affân (panitia: Zayd ibn Tsabit)
Tidak disusun secara kronologis, tetapi kurang lebih menurut panjang pendeknya surat
à Mushhaf ‘alâ al-rasm al-Utsmâni
‘ulum al-qur’an
Ilmu Târikh (sejarah) al-Qur’ ân
Ilmu Asbâb al-Nuzul
Makkiyah dan Madaniyah
Nâsikh dan Mansukh
I`jâz al-Qur’ ân
Munâsabah (Kesesuaian)
Muhkam dan Mutasyâbih
Tafsir bi al-ma’tsur: penafsiran al-Qur’an dengan ayat al-Qur’an, atau dengan riwayat hadits, atau dengan atsar sahabat
Muhammad ibn Jarir al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an
Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-’Adhim / Tafsir Ibn Katsir
Jalaluddin al-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahalli, Tafsir Jalalayn
[penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dengan ayat-ayat lainnya, riwayat hadits atau riwayat sahabat]
Tafsir bi al-ra’yi: penafsiran al-Qur’an dengan akal pikiran
Fakhr al-Din al-Razi, al-Tafsir al-Kabir; Mafatih al-Ghayb
al-Razi adalah filsuf, teolog; penganut Asy’ariyah; menggunakan argumen rasional (teologi, filsafat, dan disiplin keilmuan lain); menguraikan aspek gramatikal atau leksigrofi, dan aspek teologi dari subyek yang ditafsirkan
Pendekatan Ijmali: Penafsiran al-Qur’an secara ringkas dan global, menurut susunan surat dalam al-Qur’an
Pendekatan Tahlili: Penafsiran al-Qur’an dengan menjelaskan kebahasaan, ayat-ayat dan maknanya menurut disiplin ilmu tertentu
Pendekatan Ma’udhu’i (tematik): penafsiran tema-tema tertentu dalam al-Qur’an, seperti insan (manusia), ahl al-kitab; alam semesta, dll
Metode historis: menelusuri sejarah pertumbuhan dan perkembangan tafsir al-Qur’an; mengkaji figur-figur mufassir dan karya-karya tafsir yang ditulis; mengkaji corak, pendekatan dan metode tafsir yang digunakan
Metode komparatif: membandingkan dua atau tiga mufassir, menyangkut corak penafsiran; latar belakang sosial dan intelektual mufassir; mengkaji tema-tema tertentu dari tafsir yang ditulis, misalnya tentang tafsirannya tentang isra’-mi’raj; menganalisis argumentasi yang digunakan.
Metode hermeneutika: menentukan ayat-ayat tertentu (tematik) yang akan ditafsirkan; menggali makna teks/ayat menurut aspek kebahasaan; memahami konteks sosilogis turunnya ayat al-Qur’an; meletakkan ayat tersebut dalam konteks perkembangan sosiologis, politik dan lingkungan masyarakat kontemporer.
METODOLOGI
STUDI HADITS
Memahami pengertian dan perkembangan ilmu hadits
Memahami metode yang digunakan dalam studi hadits
Sunnah (menurut ahli hadits): sabda, pekerjaan, ketetapan, sifat (watak budi atau jasmani); atau tingkah laku Nabi Muhammad, baik sebelum menjadi Nabi maupun sesudahnya.
Dengan arti ini, menurut mayoritas ‘ulama, sunnah sinonim dengan hadits.
Sunnah (menurut ahli ushul fiqh): sabda Nabi Muhammad yang bukan berasal dari al-Qur’an, perbuatan atau ketetapannya.
Sunnah (menurut ahli fiqh): hal-hal yang berasal dari Nabi Muhammad baik ucapan maupun perbuatan.
[Mustafa Azami, Hadits Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, 14)
Sunnah: perbuatan Nabi yang dilakukan selama hidupnya dan mengandung nilai normatif.
Sunnah juga diterapkan kepada perbuatan pada sahabat yang diyakini mengikuti sunnah Nabi.
à non-verbal tradition
Hadits: Ucapan (sabda), perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad yang diriwayatkan dari generasi sahabat ke generasi berikutnya yang ditulis dan dikodifikasikan dalan literatur atau kitab hadits
à Verbal tradition
‘Ulum al-Hadits
Tahammul al-hadits
Tarikh al-ruwat
Jarh wa ta’dil
Gharib al-hadits
Mukhtalif al-hadits
‘ilal al-hadits
Musthalah al-hadits
Cara-cara (metode) yang ditempuh sahabat Nabi dalam menerima hadits dan menyampaikannya kepada sahabat yang lain: sima’; qira’ah; ijazah; munawalah; mukaabah; i’lam; washiyah; wijadah
Memahami perawi dari segi periwayatan hadits (keadaan perawi; sejarah kehidupan; guru-gurunya; sejarah belaajr; perjalanan intelektual; peristiwa hidupnya; pikirannya
Fiqh yang berorientasi rasional à Madzhab Kufah
Abu Hanifah (w. 767) à Hanafiyah
Fiqh yang berorientasi Hadits à Madzhab Madinah
Malik bin Anas (w.795) à Malikiyah
Ahmad bin Hanbal (w.855) à Hanbaliyah
Fiqh yang memadukan Hadits dan logika
al-Syafi’i (w.820) à Syafi’iyah
Memahami garis besar sejarah teologi atau ilmu kalam
Memahami metodologi dalam studi teologi atau ilmu kalam
Teologi adalah sesuatu yang tidak lebih dari sekedar penalaran rasional atau pembuktian logis (demonstration) tentang suatu kebenaran yang diyakini. Metode yang digunakan teologi lebih bersifat deduktif.
Kalâm tidak sekedar berpikir secara deduktif, karena dalam kalâm berpikir adalah diskusi atau dialog. Ini tidak terlepas dari istilah kalâm yang memiliki arti ‘pembicaraan’ (speech), yaitu pembicaraan dengan seseorang.
Josef van Ess, “The Beginning of Islamic Theology.” 87-111.
a
KALAM
Pendekatan/metode historis
Asal usul dan konteks kesejarahan
Perkembangan à figur-figur teolog; literatur teologi/kalam yang ditulis; ide-ide pokok yang dikemukakan oleh teolog/ahli ilmu kalam
Menelaah adanya kesinambungan dan perubahan pemikiran
Pendekatan/metode tematis
Memilih topik tertentu, seperti kekuasaan Tuhan, kebebasan manusia, keadilan Tuhan.
Mengkaji tema/topik dari sudut pandang para ahli teologi atau kalam yang memiliki pendapat tentang tema tersebut
Mengidentifikasi adanya saling pengaruh mempengaruhi antara para teolog atau mutakallim, dan argumentasi yang diajukan
Metode komparatif
Memilih dua atau lebih figur teolog, ahli kalam
Memilih tema-tema atau pendapat-pendapat yang akan diperbandingkan antara dua figur teolog atua lebih
Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan di antara para teolog
Mengungkap argumentasi-argumentasi yang diajukan
Metode biografi intelektual
Asal usul figur teolog, ahli kalam (genealogi)
Latar belakang sosial dan intelektualnya
Literatur atau kitab-kitab yang dihasilkan
Ide-ide pokok dari para teolog
Mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk atau mempengaruhi corak pemikiran teologi para ahli kalam tersebut
Metode sistemik
Mengaitkan konsep-konsep yang digunakan oleh seorang teolog atau mutakallim dengan konsep-konsep atau pengertian yang digunakan oleh teolog lainnya
Membandingkan persamaan atau perbedaan dalam memberikan pengertian terhadap konsep-konsep yang digunakan.
Contoh: Josef van Ess, “Logical Structure of Islamic Theology”
à Harun Nasution, Teologi Islam
FILSAFAT
Pendekatan/metode historis
Asal usul dan konteks kesejarahan
Kronologi perkembangan à figur-figur; literatur yang ditulis; ide-ide pokok yang dikemukakan oleh filosuf
Menelaah adanya kesinambungan atau perubahan dalam pemikiran
Contoh:
Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam
Montgomery Watt, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam
Pendekatan/metode tematis
Memilih topik tertentu filsafat, seperti teori penciptaan alam (creation ex nihilo vs emanasi)
Mengkaji tema/topik dari sudut pandang para filosuf yang mengajukan teori tersebut
Mengidentifikasi adanya saling pengaruh mempengaruhi antara para filosuf dan filosuf sebelumnya
Contoh: Oliver Leaman, Pengantar Filsafat Islam, Sebuah Pendekatan Tematis
Metode komparatif
Memilih dua atau lebih figur filosuf
Memilih tema-tema atau ide-ide yang akan diperbandingkan antara dua figur filosuf tersebut
Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
Mengungkap argumentasi-argumentasi yang diajukan
Contoh: Amin Abdullah, The Idea of Uuniversality of Ethical Norms in Ghazali and Kant
Metode biografi intelektual
Asal usul figur filosuf (genealogi)
Latar belakang sosial dan intelektual
Literatur yang dihasilkan
Ide-ide pokok dari filosuf
Mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk atau mempengaruhi corak pemikiran filosofis figur filosuf tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar